Pembelajaran Berdiferensiasi dan Penerapannya di Kelas
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan pembelajaran yang
mengakomodasi dari semua perbedaan murid, terbuka untuk semua dan memberikan
kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap individu, yang mengakomodir seluruh
kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya,
karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak
bisa diberi perlakuan yang sama.
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas guru harus
memikirkan tindakan yang masuk akal yang nantinya akan diambil, karena
pembelajaran berdiferensiasi tidak berarti pembelajaran dengan memberikan
perlakuan atau tindakan yang berbeda untuk setiap murid, maupun pembelajaran
yang tidak membedakan antara murid yang pintar dengan yang kurang pintar. Praktik
pembelajaran berdiferensiasi tidak hanya dapat memaksimalkan potensi murid,
namun juga dapat memberikan kesempatan kepada murid untuk mempelajari
nilai-nilai kehidupan yang penting.
Guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar mengundang
murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan
secara jelas agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum tersebut, terdapat
penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar murid dengan
memerdekakan bagaimana mereka mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari, dan
manajemen kelas efektif.
Untuk dapat menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di
kelas, hal yang harus dilakukan oleh guru antara lain:
- Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar, minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau survey menggunakan angket, dll)
- Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
- Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Pemetaan kebutuhan belajar merupakan kunci pokok kita untuk dapat menentukan langkah selanjutnya. Jika hasil pemetaan kita tidak akurat maka rencana pembelajaran dan tindakan yang kita buat dan lakukan akan menjadi kurang tepat. Untuk memetakan kebutuhan belajar murid kita juga memerlukan data yang akurat baik dari murid, orang tua/wali, maupun dari lingkungannya.
Terdapat tiga strategi diferensiasi diantaranya;1. Direfensiasi konten
Konten adalah apa yang kita ajarkan kepada murid. Konten dapat dibedakan sebagai tanggapan terhadap kesiapan, minat, dan profil belajar murid maupun kombinasi dari ketiganya.
Guru perlu menyediakan bahan dan alat sesuai dengan
kebutuhan belajar murid.
2. Diferensiasi
proses
Proses mengacu pada bagaimana murid akan memahami atau
memaknai apa yang dipelajari.
Diferensiasi proses dapat dilakukan dengan cara:
- menggunakan kegiatan berjenjang
- meyediakan pertanyaan pemandu atau tantangan yang perlu diselesaikan di sudut-sudut minat,
- membuat agenda individual untuk murid (daftar tugas, memvariasikan lama waktu yang murid dapat ambil untuk menyelesaikan tugas,
- mengembangkan kegiatan bervariasi
3. Diferensiasi
produk
Produk yang diberikan meliputi 2 hal:
a. memberikan
tantangan dan keragaman atau variasi,
b. memberikan
murid pilihan bagaimana mereka dapat mengekspresikan pembelajaran yang
diinginkan.
Penerapan pembelajaran berdiferensiasi akan memberikan dampak
bagi sekolah, kelas, dan terutama kepada murid. Setiap murid memiliki
karakteristik yang berbeda-beda, tidak semua murid bisa kita beri perlakuan
yang sama. Jika kita tidak memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan murid
maka hal tersebut dapat menghambat murid untuk bisa maju dan berkembang
belajarnya. Dampak dari kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi
antara lain; setiap orang merasa disambut dengan baik, murid dengan berbagai
karakteristik merasa dihargai, merasa aman, ada harapan bagi pertumbuhan, guru
mengajar untuk mencapai kesuksesan, ada keadilan dalam bentuk nyata, guru dan
murid berkolaborasi, kebutuhan belajar murid terfasilitasi dan terlayani dengan
baik. Dari beberapa dampak tersebut diharapkan akan tercapai hasil belajar yang
optimal.
Dalam menerapkan pembelajaran berdiferensiasi tentunya kita
akan mengalami berbagai tantangan dan hambatan. Guru harus tetap dapat bersikap
positif, Untuk tetap dapat bersikap positif meskipun banyak tantangan dalam
penerapan pembelajaran berdiferensiasi adalah:
- Terus belajar dan berbagi pengalaman dengan teman sejawat lainnya yang mempunyai masalah yang sama dengan kita (membentuk Learning Community)
- Saling mendukung dan memberi semangat dengan sesama teman sejawat.
- Menerapkan apa yang sudah kita peroleh dan bisa kita terapkan meskipun belum maksimal.
- Terus berusaha untuk mengevaluasi dan memperbaiki proses pembelajaran yang sudah diterapkan
Pembelajaran berdiferensiasi sangat berkaitan dengan Modul sebelumnya yaitu Filosofi Pendidikan menurut Ki Hajar Dewantara, nilai dan peran guru penggerak,
visi guru penggerak, serta budaya positif. Salah satu filosofi pendidkan
menurut Ki Hajar Dewantara adalah sistem “among”, guru harus dapat menuntun
murid untuk berkembang sesuai dengan kodratnya yaitu kodrat alam dan kodrat
zaman, hal ini sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu
nilai dan peran guru penggerak adalah menciptakan pembelajaran yang berpihak
kepada murid, yaitu pembelajaran yang memerdekakan pemikiran dan potensi murid.
Hal tersebut sejalan dengan pembelajaran berdiferensiasi. Salah satu visi guru
penggerak adalah mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar pancasila, untuk
mewujudkan visi tersebut salah satu caranya adalah dengan menerapkan
pembelajaran berdiferensiasi. Budaya positif juga harus kita bangun agar dapat
mendukung pembelajaran berdirensiasi.


Komentar
Posting Komentar